Kamis, November 13, 2008

100 Hal Kebaikan...

100 hal kebaikan (saya copy-paste dari suatu milis) ini perlu saya posting di website saya, baik yang di UGM maupun di Blogspot...

  1. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
  2. Sabar apabila mendapat kesulitan;
  3. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
  4. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
  5. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
  6. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
  7. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
  8. Jangan usil dengan kekayaan orang;
  9. Jangan hasud dan iri atas kesuksesan orang;
  10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksesan;
  11. Jangan tamak / pelit kepada harta;
  12. Jangan terlalu ambisius akan sesuatu kedudukan;
  13. Jangan hancur karena kezaliman;
  14. Jangan goyah karena fitnah;
  15. Jangan bekeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri;
  16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
  17. Jangan sakiti perasaan ayah dan ibu;
  18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
  19. Jangan sakiti anak yatim;
  20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
  21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
  22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
  23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;
  24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah dan di masjid;
  25. Biasakan shalat malam;
  26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah;
  27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
  28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
  29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
  30. Jangan marah berlebih-lebihan;
  31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
  32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
  33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
  34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
  35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syetan;
  36. Jangan percaya ramalan manusia;
  37. Jangan terlampau takut miskin;
  38. Hormatilah setiap orang;
  39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
  40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
  41. Bersihkan harta dari hak-hak orang lain;
  42. Berlakulah adil dalam segala urusan;
  43. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
  44. Bersihkan rumah dari patung-patung berhala;
  45. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
  46. Perbanyaklah & menyambung silaturahmi;
  47. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
  48. Bicaralah secukupnya, jangan berbicara dengan berteriak;
  49. Beristri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
  50. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
  51. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
  52. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
  53. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
  54. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
  55. Hormatilah guru dan ulama;
  56. Sering-sering bershalawat kepada nabi;
  57. Cintailah keluarga Nabi Muhammad SAW;
  58. Jangan terlalu banyak hutang ataupun royal;
  59. Jangan terlampau mudah berjanji;
  60. Selalu ingat akan saat kematian dan sadar bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
  61. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;
  62. Bergaullah dengan orang-orang shaleh;
  63. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
  64. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
  65. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
  66. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi, balaslah dengan kebaikan;
  67. Jangan membenci seseorang karena paham dan pendirian ataupun beda pendapat;
  68. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
  69. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuai pilihan;
  70. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan;
  71. Jangan melukai hati orang lain;
  72. Jangan membiasakan berkata dusta;
  73. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
  74. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
  75. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
  76. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita;
  77. Jangan membuka aib orang lain ataupun berburuk sangka;
  78. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
  79. Ambillah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
  80. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
  81. Jangan minder karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
  82. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara;
  83. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
  84. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
  85. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
  86. Hargai prestasi dan pemberian orang;
  87. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
  88. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan;
  89. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
  90. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisik atau mental kita menjadi terganggu;
  91. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
  92. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
  93. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu, dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
  94. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita, sebelum dicek kebenarannya;
  95. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
  96. Sambutlah uluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
  97. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang di luar kemampuan diri;
  98. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tantangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
  99. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerusakan;
  100. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang.

Ya Alloh berikanlah kekuatan kepada kami agar bisa melakukan 100 (bahkan lebih) kebaikan-kebaikan ini, amin...

Jumat, Oktober 31, 2008

Belajar dari Sumirah...

Menjadi tukang pijat belumlah cukup. Sumirah nyambi jadi tukang sol sepatu, penjahit, dan pekerja pabrik. Sebagian hasil keringatnya itu ia gunakan untuk membangun madrasah, masjid, musala, dan mengurus anak yatim.

Ternyata, beramal tidak harus menunggu kaya. Penolakan halus langsung diucapkan Sumirah, pimpinan Panti Asuhan Yatim Piatu Amanah, Rungkut, Surabaya saat akan diwawancarai Surya untuk tulisan ini.

"Saya ini apalah mbak, kok pakai diwawancarai. Masih banyak yang lebih bagus, lebih pintar dan lebih hebat", elaknya saat ditemui di Panti Asuhan Amanah sekaligus rumahnya di Jalan Pandugo Gg II Nomor 30 B, Rungkut, Senin (15/9) lalu.

Secara materi, Sumirah memang belum bisa dibandingkan dengan pengusaha sukses. Namun kekayaan hati Sumirah mungkin hanya dimiliki segelintir orang di abad ini.

Perempuan kelahiran 3 April 1965 ini tak cukup mengelola panti asuhan. Ia mendirikan madrasah, masjid, dan musala di kampungnya, Pacitan. Mungkin juga sulit dipercaya, Sumirah menghidupi anak-anak yatim dengan menjadi tukang pijat panggilan.

Rasa empati Sumirah sudah terpupuk sejak kecil. Ia terbiasa bergaul dengan anak-anak yatim asuhan almarhum Atmorejo, ayahnya. Saat itu ada 100 anak yatim dan anak-anak lain yang berlatih ilmu kanuragan (kebatinan) di rumah. Mereka semua? tinggal di rumah,; ata ibu lima anak ini.

Secara materi Sumirah kecil tercukupi, namun didikan ayahnya tidak membuatnya manja. Bahkan, sejak kelas II SD dia sudah menjadi tukang pijat alternatif, warisan keahlian turun temurun. Duitnya 'ditabung' di musala di Desa Kembang, Kecamatan Pacitan.

Saat itu saya masih ingat nasihat ayah. "Kalau kamu punya rezeki, 50 persen untuk kamu dan 50 persen lagi untuk musala. Pasti rezeki itu akan barokah", kenangnya. Pesan almarhum ayahnya terus diingat Sumirah. Setiap rupiah dihasilkan, selalu disisihkan untuk musala. Begitu pula ketika orderan memijat merambah hingga Madiun, bahkan Semarang .

Saat SMP, Sumirah dan kakaknya hijrah ke Jakarta . Di kota megapolitan ini Sumirah tidak tertarik mencicip pekerjaan lain. Ndilalah, kemampuan memijatnya tersohor hingga ke Jawa Barat. Pada 1986, Sumirah dan suami mencari peruntungan di Surabaya . Di kota ini, selain tetap memijat, ia bekerja di pabrik PT Horison Sintex (sekarang Lotus). Ia hanya masuk pabrik hari Selasa, Rabu, dan Kamis.

Namun dua profesi itu belum cukup. Merasa waktunya masih senggang, Sumirah mencari pekerjaan sampingan. Ia menjadi tukang sol sepatu, menjahit baju, dan tukang keriting rambut.

"Karena pekerjaan banyak, rata-rata saya hanya tidur dua jam sehari. Mijat saja sehari hingga 20 kali", akunya sambil tersenyum.

Kerja keras itu impas dengan hasilnya. Sehari, tidak kurang ia mengantongi Rp 2 juta. Namun limpahan uang itu tidak membuatnya mabuk. Uang itu dialirkan untuk membangun madrasah, musala-musala, dan masjid di desanya. Sumirah enggan menyebut nama-nama musala itu. nanti saya ndak di-ridhoi kalau pamer, tukasnya.

Suatu ketika, Sumirah pulang kampung. Jalan di desanya tidak bisa dilewati karena rusak berat. Prihatin, ia dan suaminya mem-paving seluruh jalan itu. Walhasil, rencana naik haji seketika batal karena simpanan Rp 60 juta habis untuk ongkos paving.

"Saya tidak pernah menyimpan uang di bank. Bukan apa-apa, tapi karena tanda tangan saya tidak pernah sama. Itu tentu tidak boleh kan ?," katanya.

Hidup Sumirah teruji saat dia melihat banyak anak telantar di sekitar kampungnya. Dia nekat menampung 54 anak yatim itu di rumahnya yang berukuran? 2,5 meter x 13 meter. "Sebagian dari mereka saya kos-kan di depan rumah. Saya sewa tiga kamar", katanya.

Masalah datang ketika anak asuhnya ndableg dengan menghabiskan air dan sabun milik ibu kos. Sekitar pukul 21.00 WIB, anak-anak itu diusir. "Mereka saya tampung di rumah saya. Jadi, mereka tidur sambil duduk", kata Sumirah.

Esoknya, Sumirah mencari kontrakan untuk mereka. Tawaran kontrakan Rp 4 juta ditolak karena Sumirah tak punya duit. Di tengah kesulitan, ia berdoa. Mendadak ada semacam dorongan untuk menghubungi Pak Triyono, dermawan dari Barata Jaya. Sumirah kaget, Pak Triyono memberinya zakat maal (zakat kekayaan) sejumlah Rp 4 juta. "Agar tidak mengganggu penduduk kampung, pagi-pagi sekali kami pindahan", katanya.

Panti Asuhan Amanah, kini menampung 60 anak yatim, dibangun Sumirah tahun 1996. Mereka kanak-kanak hingga remaja. Belum lama ini Sumirah mengasuh balita yang ditinggal mati bapaknya. Amelia, balita itu, sekarang berumur sembilan bulan.

"Oh ya, Saya sudah menikahkan 13 anak sini, 16 Oktober 2008 nanti saya mantu lagi", ujarnya dengan mata berbinar.

Untuk mencukupi hidup anak asuhnya, Sumirah tidak mengandalkan bantuan donatur yang sebagian adalah pelanggan pijatnya. Selepas subuh, anak yatim itu berdagang kelapa kupas, sayuran, dan bumbu. Sumirah dan suami juga membuka toko kelontong.

Mengakhiri kisahnya, Sumirah sempat bilang,

Pergunakanlah mata hati. Banyak orang pintar yang belum tentu mengerti.


Sumber: Surya Online

Kamis, Juli 03, 2008

Ada "Dementor" beneran nich! Hiii....

Buat para penggemar serial Harry Potter pasti tau tentang Dementor. Digambarkan oleh tokoh Lupin bahwa Dementor adalah...

Dementors are among the foulest creatures that walk this earth. They infest the darkest, filthiest places, they glory in decay and despair, they drain peace, hope, and happiness out of the air around them... Get too near a Dementor and every good feeling, every happy memory will be sucked out of you. If it can, the Dementor will feed on you long enough to reduce you to something like itself...soul- less and evil. You will be left with nothing but the worst experiences of your life.
[harry potter wikia]

Atau dengan kata lain, Dementor punya kemampuan menyedot semangat hidup manusia sampe bisa jadi putus asa.

Belakangan ini, gue menemukan bahwa ternyata Dementor bukan cuma ada dalam fiksi. Repotnya, Dementor di dunia nyata lebih sulit dikenali. Kalo di cerita Harry Potter Dementor muncul dalam sosok yang mengerikan, berkulit kelabu dengan jari-jari kurus seperti kerangka, di dunia nyata mereka tampil seperti orang biasa. Mereka bisa aja duduk di sebelah lo di kantin, berdiri di belakang lo waktu ngantri karcis busway, atau yang lebih serem lagi: duduk di balik pintu bertuliskan "BOSS".

Persis seperti dalam cerita Harry Potter, berdekatan dengan para Dementor bisa bikin lo tiba-tiba merasa suram, putus asa, hidup tiada guna, negara serasa mau bangkrut, kiamat seakan minggu depan, kerja kayak nggak ada gunanya, dsb dsb. Pada stadium lanjutan, infeksi Dementor bisa mengakibatkan timbulnya rasa curiga kalo orang lain berhasil, sirik kalo liat orang lain senang, bahkan terasa dorongan ingin nyabot sukses orang. Dengan kata lain, Dementor itu menular, dan dampak penularannya sangat merugikan. Hati-hati!

Kenapa kita sebaiknya jangan sampe ketularan jadi Dementor?

Karena nggak ada orang yang seneng denger keluhan, termasuk diri kita sendiri. Semakin banyak lo mengeluh, semakin lo benci sama diri sendiri. Semakin lo benci sama diri sendiri, lo semakin yakin bahwa diri lo nggak berguna. Semakin lo yakin diri lo nggak berguna, semakin tertutup jalan untuk hidup lebih baik.

Kenali Dementor sejak dini!

Penampilan boleh nipu, tapi Dementor sejati nggak pernah bisa menyembunyikan sifat aslinya. Ciri-ciri yang paling gampang dikenali adalah:
  1. Frekuensi curhat yang sangat tinggi, dengan topik masalah pribadi yang seolah penting banget untuk diketahui semua orang, dan nggak ada solusinya.

    Yang paling mengganggu dari kebiasaan Dementor yang satu ini adalah, mereka bisa bikin sebuah acara ngumpul yang tadinya 'seru' dan 'hore' jadi ngedrop dengan curhatan-curhatannya.

    Contoh:
    "Eh si X baru beli HP lho!" kata seseorang
    "Oh ya, apa merknya?" sambut yang lain antusias
    "Sony Ericsson, kalo nggak salah"
    "SE?! Wah siap-siap aja tuh, kan batrenya cepet bocor. Nih gue pake SE baru sebentar udah rese gini batrenya... blablabla... mana harga jualnya cepet jatuh... blablabla... mau beli lagi nggak ada duit... blablabla... apa-apa s eka rang mahal... blablabla... gaji nggak naik-naik..."

    Pokoknya begitu si Dementor angkat bicara, semua yang hadir tiba-tiba merasa suntuk, lesu, nggak bergairah. Atau dengan kata lain, ya itu tadi: ngedrop .

  2. Dementor selalu mampu melihat sisi jelek dari segala sesuatu, nggak peduli sebagus apapun keadaannya.

    Kalo mau dibilang sebagai 'bakat', memang kemampuan Dementor yang satu ini nggak dimiliki kebanyakan orang. Saat semua orang terkagum-kagum atas kehebatan sesuatu, para Dementor dengan kejelian yang luar biasa selalu mampu menemukan celahnya.

    Contoh:
    "Gue kemarin ketemu sama suaminya Ibu X. Ya ampun, orangnya ganteng s eka li ya... udah gitu keliatannya baik, lagi."
    "Iya, gue juga pernah ketemu. Dia juga setia, lho..."
    "Jangan lupa, pinter pulak. Kalo nggak salah dia lulusan terbaik waktu kuliah dulu."
    "Pantesan karirnya juga bagus, ya. Sekarang posisinya udah lumayan tinggi, kan ?"
    "...kalo tidur pasti ngorok kaya babi," kata sang Dementor merusak suasana.

  3. Dementor senang membandingkan diri dengan lawan bicara, sedemikian rupa sehingga dirinya terdengar jauh lebih apes, dan akhirnya lawan bicara menjadi sungkan.

    Contoh:
    "Hai, gue denger abis pindah rumah ya?"
    "Iya nih, biasa... pinjeman dari kantor..."
    "Ih enak ya, kantornya ngasih pinjemen rumah.. gue dong masih ngontrak mulu..."
    "Oh..."
    "Mana gaji nggak naik-naik, buat bayar kontrakan aja udah ngepas, gimana mau nabung buat beli rumah?"
    "Ehm... tapi..."
    "Udah mana s eka rang BBM naik, apa-apa ikut naik, makin c eka k aja deh rasanya... Kalo elu kan enak, gaji gede, fasilitas banyak..."
    "Eh... permisi dulu ya, mau gantung diri dulu bentar boleh?"

  4. Dementor gemar mematikan semangat orang lain.

    Seperti pasukan pemadam kebakaran ngeliat api, semakin besar apinya, semakin giat upayanya untuk memadamkan.

    Contoh:
    "Gue mau coba bisnis baru nih!"
    "Bisnis apa?"
    "Jualan baju anak-anak"
    "Yahhh... hari gini jualan baju! Nggak liat tuh, di ITC yang jualan baju udah segambreng?"
    "...tapi koleksi gue unik-unik lho! Lain daripada yang lain deh!"
    "Alaaah... unik kaya apa sih, paling sebentar lagi juga pasaran. Liatin aja!"
    "Euh... gue juga berencana ngikutin perkembangan tren lho..."
    "Emangnya lu kira gampang? Gue pernah tuh, coba jualan baju kayak elu. Awalnya semangat, eh terakhirnya malah rugi. Mana barang dagangan dibawa kabur orang..."

    dst dst dst.
Kiat menghadapi Dementor.

Cara paling aman adalah: jangan dideketin. Begitu seseorang yang ada di d eka t lo menunjukkan ciri-ciri seorang Dementor, segeralah jauh-jauh. Cari alasan apa aja, bilang mau beli rokok ke Ujung Kulon kek, mau nguras sumur kek, terserah. Yang penting jangan deket-deket mer eka . Ingat, Dementor itu sangat menular!

Checklist Dementor (Apakah Anda telah terasuki Dementor??).

Sedangkan bagi kalian yang selama ini telah menjadi Dementor tapi nggak menyadarinya, coba teliti daftar berikut. Kalo kalian merasa setuju dengan 5 pernyataan atau lebih, hati-hati, kalian sedang menjelma menjadi Dementor. Segeralah minta pertolongan profesional, sebelum terlambat...
  • Sebagian besar orang lebih beruntung dari gue.
  • Nggak ada orang yang bisa hidup layak dengan gaji sekecil gue.
  • Semakin lama, kondisi perekonomian semakin buruk. Gue nggak tau bulan depan masih bisa hidup atau enggak.
  • Gue nggak tau gue ingin jadi apa?
  • Gue benci sama kantor gue, tapi kalo gue resign nanti nggak ada kantor lain yang mau nerima!
  • Naik pangkat? Jangan ah. Ntar kalo gagal gimana?
  • Tentu aja dia naik pangkat. Rajin jilat pantat, pasti.
  • Dari dulu memang gue ditakdirkan apes!
  • Gue nggak pinter, makanya nggak bisa sukses kayak orang lain...
  • Orang tua gue asal-asalan nyekolahin gue, makanya gue jadi kaya gini sekarang...
  • Gue nggak kebayang gimana caranya biar bisa hidup lebih baik...
  • Orang emang gampang kasih nasehat. Mer eka belum ngerasain susahnya hidup gue, sih.
  • Percuma gue kerja keras, toh tiap bulan gajinya cuma segitu-segitu aja.
  • Orang lain enak punya duit buat refreshing. Gue boro-boro refreshing, makan aja susah. Makanya harap maklum kalo gue stress.
  • Gue udah ketuaan untuk nyoba hal baru.
  • Kenapa sih nggak ada orang yang ngertiin gue...
  • Orang lain enak, punya orang tua kaya buat minjem duit kalo butuh. Giliran gue, yang ada emak gue nodong mulu buat beli beras.
  • Kalo ada orang baik sama gue, pasti ada maunya.
  • Boss muji gue? Pasti dia salah orang.
  • "7 Habits"-nya Steven Covey? Itu kan buatan Amerika, mana bisa berlaku di sini.
  • Luna Maya aja masih ngejomblo, apalagi gue yang jelek begini.
  • Emang dunia makin parah. Kucing aja makin hari makin kurang ajar.
Pesan bagi para Dementor...

Tema utama hidup kalian adalah: merasa diri sebagai orang paling apes sedunia.

Padahal sekarang penduduk dunia ada 6.7 miliar orang. Jadi, lo harus mengalahkan keapesannya 6.699.999.999 orang. Itu nggak gampang, lho. Apa iya lo sehebat itu?

^_^

(Ditulis oleh: Agung Mbot dari milis yang saya ikutin....)

Rabu, Januari 23, 2008

Kearifan dari gunung

Seorang bocah mengisi waktu luang dengan kegiatan mendaki gunung bersama ayahnya. Entah mengapa, tiba-tiba si bocah tersandung akar pohon dan jatuh. "Aduhh!" jeritannya memecah keheningan suasana pegunungan. Si bocah amat terkejut, ketika ia mendengar suara di kejauhan menirukan teriakannya persis sama, "Aduhh!". Dasar anak-anak, ia berteriak lagi, "Hei! Siapa kau?" Jawaban yang terdengar, "Hei! Siapa kau?" Lantaran kesal mengetahui suaranya selalu ditirukan, si anak berseru, "Pengecut kamu!" Lagi-lagi ia terkejut ketika suara dari sana membalasnya dengan umpatan serupa. Ia bertanya kepada sang ayah, "Apa yang terjadi?" Dengan penuh kearifan sang ayah tersenyum, "Anakku, coba perhatikan." Lelaki itu berkata keras, "Saya kagum padamu!" Suara di kejauhan menjawab, Saya kagum padamu!" Sekali lagi sang ayah berteriak "Kamu sang juara!" Suara itu menjawab, "Kamu sang juara!" Sang bocah sangat keheranan, meski demikian ia tetap belum mengerti. Lalu sang ayah menjelaskan, "Suara itu adalah gema, tapi sesungguhnya itulah kehidupan."
Kehidupan memberi umpan balik atas semua ucapan dan tindakanmu.
Dengan kata lain, kehidupan kita adalah sebuah pantulan atau bayangan atas tindakan kita. Bila kamu ingin mendapatkan lebih banyak cinta di dunia ini, ya ciptakan cinta di dalam hatimu.Bila kamu menginginkan tim kerjamu punya kemampuan tinggi, ya tingkatkan kemampuan itu.
Hidup akan memberikan kembali segala sesuatu yang telah kau berikan kepadanya. Ingat, hidup bukan sebuah kebetulan tapi sebuah bayangan diri Anda!
salam sukses dunia & akherat!

Rabu, Januari 02, 2008

Unlock Your Self Improvement power

When we look at a certain object, a painting for example – we won’t be able to appreciate what’s in it, what is painted and what else goes with it if the painting is just an inch away from our face. But if we try to take it a little further, we’ll have a clearer vision of the whole art work.

We reach a point in our life when we are ready for change and a whole bunch of information that will help us unlock our self improvement power. Until then, something can be staring us right under our nose but we don’t see it. The only time we think of unlocking our self improvement power is when everything got worst. Take the frog principle for example –

Try placing Frog A in a pot of boiling water. What happens? He twerps! He jumps off! Why? Because he is not able to tolerate sudden change in his environment – the water’s temperature. Then try Frog B: place him in a luke warm water, then turn the gas stove on. Wait til the water reaches a certain boiling point. Frog B then thinks “Ooh… it’s a bit warm in here”.

People are like Frog B in general. Today, Susi thinks Bejo hates her. Tomorrow, Parto walks up to her and told her he hates her. Anna stays the same and doesn’t mind her what her friends says. The next day, she learned that Tuti and Jono also abhors her. Susi doesn’t realize at once the importance and the need for self improvement until the entire community hates her.

We learn our lessons when we experience pain. We finally see the warning signs and signals when things get rough and tough. When do we realize that we need to change diets? When none of our jeans and shirts would fit us. When do we stop eating candies and chocolates? When all of our teeth has fallen off. When do we realize that we need to stop smoking? When our lungs have gone bad. When do we pray and ask for help? When we realize that we’re gonna die tomorrow.

The only time most of us ever learn about unlocking our self improvement power is when the whole world is crashing and falling apart. We think and feel this way because it is not easy to change. But change becomes more painful when we ignore it.

Change will happen, like it or hate it. At one point or another, we are all going to experience different turning points in our life – and we are all going to eventually unlock our self improvement power not because the world says so, not because our friends are nagging us, but because we realized its for our own good.

Happy people don’t just accept change, they embrace it. Now, you don’t have to feel a tremendous heat before realizing the need for self improvement. Unlocking your self improvement power means unlocking yourself up in the cage of thought that “its just the way I am”. It is such a poor excuse for people who fear and resist change. Most of us program our minds like computers.

Jen repeatedly tells everyone that she doesn’t have the guts to be around groups of people. She heard her mom, her dad, her sister, her teacher tell the same things about her to other people. Over the years, that is what Jen believes. She believes its her story. And what happens? Every time a great crowd would troop over their house, in school, and in the community – she tends to step back, shy away and lock herself up in a room. Jen didn’t only believed in her story, she lived it.

Jen has to realize that she is not what she is in her story. Instead of having her story post around her face for everyone to remember, she has to have the spirit and show people “I am an important person and I should be treated accordingly!”

Self improvement may not be everybody’s favorite word, but if we look at things in a different point of view, we might have greater chances of enjoying the whole process instead of counting the days until we are fully improved. Three sessions in a week at the gym would result to a healthier life, reading books instead of looking at porns will shape up a more profound knowledge, going out with friends and peers will help you take a step back from work and unwind. And just when you are enjoying the whole process of unlocking your self improvement power, you’ll realize that you’re beginning to take things light and become happy.